Jumat, 26 Agustus 2011

JARIK PRADA MANTEN.







CONTOH BUKU JARIK PRADA MANTEN DAN CONTOH COVER BUKU




Heru Sudiarso
KOMPETENSI,MEMBATIK PRADA
 















Untuk Tingkat Sekolah Dasar  Kelas III





 

PUSAT PERBUKUAN

Departemen Pendidikan Nasional



Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional

Dilindungi Undang-undang
          __________________________________________________________
Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional
dari Penerbit Karya Mandiri Nusantara, PT
M e m b a t i k  M o d e r n
Untuk Tingkat Sekolah Dasar
Penulis:
Heru Sudiarso
Editor:
Heri Supomo
Penata Letak Isi:
Yekti Sulastri
Desainer Sampul:
Mbah Heru
Ilustrator:
Crismon Sudono
Sumber Ilustrasi Cover:
CD Image, Internet
Ukuran Buku:
17,6 × 25 cm
410         SUDIARSO, Heru
Her                         Kompetensi Membatik Modern 1: untuk
     s         Sekolah Dasar  kelas III/Heru Sudiarso -- Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2011

vii, 180 hlm.: ilus, 15 cm.
Bibliografi: hlm. 177-178
Indeks. hlm 179-180
ISBN 979-462-869-x
1. Bahasa Indonesia - Studi dan Pengajaran
I. Judul
 
 








Tata letak buku ini diseting/lay out
menggunakan program Adobe Reader 9.2
jenis font Palatino Linotype 12 untuk isi serta
Wordart untuk Judul dan Sub Judul.

Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2011
Diperbanyak oleh …

Kata Sambutan
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2011, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/Penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/Penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa
buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa dan guru diseluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaikbaiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta,   Juni  2011
Kepala Pusat Perbukuan







Kata Pengantar

Atas rahmat Tuhan Yang Maha Pengasih, kami dapat menyelesaikan penulisan Buku Panduan Belajar Membatik Modern. Buku ini dikeluarkan baru kali pertama yaitu Buku Panduan Belajar Membatik Modern untuk Tingkat Sekolah Dasar Kelas III.
Buku ini dapat kamu gunakan sebagai wahana untuk mencapai kompetensimu yang meliputi kompetensi pada penguasaan materi pokok sebagai pengetahuan dasar, peningkatan keterampilan, penumbuhan sikap ilmiah, dan peningkatan berpikir. Peningkatan keterampilan, penumbuhan sikap ilmiah, dan peningkatan berpikir dapat kamu peroleh dengan mengerjakan
Kegiatan, Lab Saku, Latihan, Bina keterampilan, dan Evaluasi.
Selain itu, buku ini juga diharapkan dapat membantu dalam pembelajaran membatik modern. Buku ini dilengkapi dengan berbagai macam model dan teknik cara membatik beserta cara membuat obatnya, selain tidak membosankaan, kamu juga dapat termotivasi untuk mencoba mengerjakannya dan tentunya kamu dapat belajar sambil bekerja. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua khususnya, untuk meningkatkan mutu pendidikan di negara yang kita cintai ini. Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya buku ini. Kritik dan saran demi perbaikan buku ini sangat kami harapkan. Semoga keberhasilan berpihak pada kita semua.


Penyusun









Petunjuk Pemakaian
Cara penggunaan buku dibuat untuk mempermudah siswa mempelajari dan guru menyampaikan materi pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar berjalan lancar. Berikut ini adalah petunjuk yang dapat mempermudah dalam menggunakan buku ini.

1. Judul Bab
    Judul bab menggambarkan apa-apa yang akan  kamu pelajari.
2. Peta Konsep
Peta konsep dibuat bagan dan berisi kaitan antar konsep yang akan dipelajari dalam bab   tersebut.
3. Kata-kata Penting
    Kata-kata inti yang akan dibahas di setiap bab.
4. Soal Prasyarat
    Berupa soal yang dapat memotifasi siswa untuk belajar.
5. Penjelasan Uraian
    Berisi uraian yang bertujuan memberikan penjelasan materi bab tersebut.
6. Kegiatan
    Siswa dapat melatih keterampilan bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab.
7. Gambar
Buku ini didukung gambar yang menarik sesuai dengan uraian materi dan bertujuan   membangkitkan
semangat belajar.
8. Latihan
Siswa dapat meningkatkan penalaran berpikir dan berkomunikasi melalui soal-soal yang disajikan.
9. Bina Keterampilan
    Siswa dapat meningkatkan kompetensinya melalui tugas dan soal yang ada.
10. Lab Saku
    Bagian dari pengembangan diri yang dapat kamu lakukan secara mandiri atau berkelompok.
11. Contoh
Bagian dari materi yang bertujuan memberikan penjelasan materi bab tersebut dan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengerjakan soal perhitungan.
12. Rangkuman
    Berisi ringkasan materi dari bab tersebut sehingga siswa mudah untuk memahaminya.
13. Evaluasi
Berisi soal-soal yang bervariasi dan memuat beberapa kompetensi dasar sesuai dengan materi bab.
14. Refleksi
    Siswa dapat mengukur pemahaman materi dalam bab tersebut.
15. Glosarium
Diberikan agar siswa yang mengalami kesulitan dalam menghafal pengertian dari istilah-istilah yang sulit dihafal dapat mudah mengetahuinya.
16. Daftar Pustaka
    Berisi informasi literatur yang digunakan dalam penyusunan buku ini.
18. Indeks
    Berisi informasi yang dapat mempermudah siswa untuk mencari objek yang akan dipelajarinya.



Daftar Isi
KATA SAMBUTAN ....................................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................   iv
PETUNJUK PENGGUNAAN .......................................................................................................................    v
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................  vii
BAB 1 SEJARAH MEMBATIK PRADA......................................................................................................    1
A. Latar Belakang Membatik Prada ...............................................................................................................    3
B. Perkembangan Seni Membatik Prada ........................................................................................................  13
EVALUASI ....................................................................................................................................................  21
BAB 2 Motif Jarik…………………………………………………………………………………………...  23
A. Macam dan Motif Jarik dari Solo...............................................................................................................  25
B. Macam dan Motif Jarik dari Yogyakarta…………………………………………………………………  31
EVALUASI ....................................................................................................................................................  41
BAB 3 Alat dan Bahan Seni Membatik Prada................................................................................................  43
A. Alat Seni Membatik Prada.........................................................................................................................  45
B. Bahan Seni Membatik Prada.....................................................................................................................   55
EVALUASI ...................................................................................................................................................  71
BAB 4 Cara Membuat Obat Seni Membatik Prada.......................................................................................  73
A. Cara 1 .......................................................................................................................................................  75
EVALUASI ..................................................................................................................................................   91
BAB 5 Cara Membatik Prada ......................................................................................................................   93
A. Cara Menggunakan alat kecil .................................................................................................................   95
B. Cara Menggunakan Alat Besar…………………………………………………………………………   99
C. Keuntungan Menggunakan alat kecil dan besar...................................................................................... 104
EVALUASI ................................................................................................................................................. 109
BAB 6 Membuat dan Mendesain gambar di kain mori .............................................................................. 111
A. cara membuat desain menggunakan seni tulis ....................................................................................... 113
B. cara membuat desain menggunakan sablon, printing dan cap................................................................ 119
EVALUASI ................................................................................................................................................ 129
BAB 7 Memadukan dan mengkreasi bahan dari Seni Membatik Prada..................................................... 131
A. Perpaduan warna putih dengan kuning ................................................................................................. 133
EVALUASI ............................................................................................................................................... 147
BAB 8 MEMODIFIKASI ANTARA SENI MEMBATIK PRADA DENGAN KEBAYA MANTEN....149

EVALUASI .............................................................................................................................................. 161
BAB 9 TEKNIK MEMBERSIHKAN SENI MEMBATIK PRADA ...................................................... 163
A. TEKNIK 1............................................................................................................................................ 165
EVALUASI .............................................................................................................................................. 187
BAB 10 MEMASARKAN HASIL HASTA KARYA SENI MEMBATIK PRADA ............................. 189
EVALUASI .............................................................................................................................................. 199
GLOSARIUM........................................................................................................................................... 271
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 273
INDEKS ................................................................................................................................................... 276




















SEMESTER 1






























  BAB 1 SEJARAH MEMBATIK PRADA










































































A.              Latar Belakang Seni Membatik Prada
Batik berasal dari bahasa Jawa  amba yang berarti menulis dan titik. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan malam/lilin (wax) yang ditorehkan ke atas kain dengan alat canting, sehingga malam dapat menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya ”wax-resist dyeing”. Teknologi batik dapat ditinjau dari jenis bahan kain putih (katun, sutera, atau wool), malam , bahan pewarna, bahan pembantu pewarnaan, dan proses pembuatan batik. Simbolisme pada batik ditampilkan oleh warna yang diterapkan pada motif-motifnya. Warna batik tradisional adalah biru/hitam (melambangkan kekekalan/abadi), merah coklat/soga melambangkan kebahagiaan), dan putih (melambangkan hidup/sinar dari kehidupan). Warna alami biru/hitam diambil dari tanaman indigofera/nila/tom yang difermentasi. Warna coklat/soga diambil dari campuran kulit  pohon tingi (arah warna merah), kulit pohon jambal (arah warna merah coklat), atau kayu tegeran (arah warna kuning). Pewarnaan sintetis untuk batik mulai dipergunakan pada abad XVI bersamaan dengan ditemukannya teknik cap yang dapat mempercepat proses pembuatan batik.
Berdasarkan bentuknya, pola batik dikelompokkan menjadi dua, yaitu pola geometris dan non geometris. Pola geometris adalah ragam hias yang mengandung unsur garis (garis miring, garis lurus, dll.) dan bangun ruang (bujur sangkar, lingkaran, bintang,dll.). Contohnya pola ceplok, parang, dan lereng. Pola non geometris yaitu ragam hias yang mengandung unsur garis lengkung seperti pada pola lung-lungan.
Untuk membuat batik, membutuhkan kain mori. Kain mori berasal dari katun. Berdasarkan kehalusannya terdiri atas 4 golongan yaitu:
a.    Primissima, golongan yang sangat halus
Kata ‘Primissima’ mungkin berasal dari kata primus atau prima yang artinya kelas satu. Mori yang paling halus ini biasanya digunakan untuk membuat batik tulis, mori jenis ini jarang digunakan untuk batik cap. Mori golongan ini dulu diimport dari Belanda dan Jepang. Sejak 1970 di Indonesia juga didirikan pabrik yang memproduksi yang kualitasnya mendekati golongan Primissima.

b.    Prima, golongan yang halus
Kata ‘Prima’ juga berasal dari kata prime atau kelas satu. Seperti golongan pertama, kain ini biasa didapatkan secara import, namun kini Indonesia sudah memproduksi kain yang mendekati kualitas golongan Prima.
Image
Blaco
c.    Biru atau medium, golongan dengan kehalusan sedang
Kata ‘biru’ didapat dari merk kain ini yang dicetak dengan tinta biru. Biru diimport dari Belanda, Jepang, India, dan China. Golongan kain ini biasanya digunakan untuk membuat batik sedang atau kasar. Batik dari kain batik golongan ini disebut ‘Batik Sandang’.
d.   Kain Blaco atau grey yang kasar
Golongan kain paling kasar ini juga disebut grey karena warna kain yang belum diputihkan. Pengusaha batik juga sering menenun sendiri kain ini  dengan alat tenun bukan mesin.
Dengan berbagai pertimbangan yang ada akhirnya para pengusaha batik di Indonesia ingin memiliki ciri khusus yang ingin dimilikinya. Seorang pengusaha batik selalu berusaha agar batiknya tidak bisa ditiru oleh para pengusaha yang lain sehingga batik yang dia miliki dapat diterima oleh para pecinta batik, khususnya dalam bidang seni batik prada. Setiap pengusaha batik ingin memiliki corak tersendiri yang tidak bisa diciplak oleh para pengusaha batik yang lain. Bahkan untuk mengurungkan niatnya tersebut ada yang mempatenkan motif yang dimilikinya dengan membayar ke pihak pemerintah pusat.
Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami

perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman. Lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.
Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.

a.    Perkembangan Batik di Indonesia

Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan Kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, perkembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa Kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan di Solo dan Yogyakarta. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dahulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena, banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

 

Proses pembuatan batik
Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedangkan bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri, antara lain dari : pohon mengkudu, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Jadi kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-20 dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.

Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju. Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di Kerajaan Mataram yang sering disebut dengan Perang Diponegoro atau Perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah timur dan barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik. Ke timur batik


Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.
Seiring berjalannya waktu, batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.

Musium batik Pekalongan
Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu dan Jepang pada zaman lampau telah mewarnai dinamika pada motif dan tata warna seni batik. Sehubungan dengan itu, beberapa jenis motif batik hasil pengaruh dari berbagai negara tersebut yang kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Motif itu, yaitu batik Jlamprang, diilhami dari Negeri India dan Arab. Lalu batik Encim dan Klengenan, dipengaruhi oleh peranakan Cina. Batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai, tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang.
Perkembangan budaya teknik cetak motif tutup celup dengan menggunakan malam (lilin) di atas kain yang kemudian disebut batik. Memang tak bisa dilepaskan dari pengaruh negara-negara itu. Ini memperlihatkan konteks kelenturan batik dari masa ke masa. Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah. Akibatnya, batik Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kotamadya Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan. Pasang surut perkembangan batik Pekalongan, memperlihatkan Pekalongan layak menjadi ikon bagi

perkembangan batik di Nusantara. Ikon bagi karya seni yang tak pernah menyerah dengan perkembangan zaman dan selalu dinamis. Kini batik sudah menjadi nafas kehidupan sehari-hari warga Pekalongan dan merupakan salah satu produk unggulan. Hal itu disebabkan banyaknya industri yang menghasilkan produk batik. Karena terkenal dengan produk batiknya, Pekalongan dikenal sebagai Kota Batik. Julukan itu datang dari suatu tradisi yang cukup lama berakar di Pekalongan. Selama periode yang panjang itulah, aneka, sifat, ragam kegunaan, jenis rancangan, dan mutu batik ditentukan oleh iklim dan keberadaan serat-serat setempat, faktor sejarah, perdagangan dan kesiapan masyarakatnya dalam menerima paham serta pemikiran baru.
Batik yang merupakan karya seni budaya yang dikagumi dunia, diantara ragam tradisional yang dihasilkan dengan teknologi celup dan printing, tidak satu pun yang mampu hadir seindah dan sehalus batik Pekalongan.

A.  Perkembangan Seni Membatik Prada
Berdasarkan perkembangannya kain batik yang sudah jadi masih ingin diberi warna yang menarik bagi para pembeli, di sinilah muncul ide/gagasan untuk memperindah tampilan dari kain batik itu sendiri. Mula-mula diberi pigmen. Pigmen adalah sejenis obat yang berfungsi untuk member warna pada batik, tetapi setelah dilempar ke pasar,para pembeli belum merespon untuk membeli kain batik karena dilihat dari segi warnanya belum mengkilat seperti apa yang diharapkan oleh para pembeli. Kemudian muncullah ide menggunakan obat seni membatik prada yaitu menggunakan obat yang namanya gliter. Gliter adalah sejenis obat yang dapat menimbulkan warna yang mencolok dan tahan lama, Akhirnya para pembeli (khususnya para perias manten) merasa telah mendapatkan barang yang sesuai dengan keinginannya. Biasanya batik prada digunakan untuk pakaian pengantin. Mereka menginginkan warna yang mencolok dan kontras dengan apa yang dikenakan oleh para calon pengantin. Apabila seorang penganting hanya memakai kain jarik saja maka kurang kelihatan mewah.

 



Gambar di atas jarik sebelum diprada


                                                     
Gambar di atas jarik setelah diprada

Lihatlah gambar jarik sebelum diprada dengan jarik sesudah diprada, sangat berbeda sekali. Warna yang khas di setiap gambarnya. Di dalam seni membatik prada sering kali dikaitkan dengan rias pengantin. Dikalangan para perias penganten sering menggunakan jarik prada sebagai salah satu perhiasan dalam resepsi pernikahan. Begitu juga untuk blangkon yang digunakan untuk calon pengantin pria. Blankon adalah semacam topi yang dipakai oleh pengantin pria. Jenis blangkon juga bermacam-macam, tergantung dari daerah mana blangkon itu berasal. Oleh sebab itu, menurut perkembangannya juga menggunakan blangkon prada karena dinilai memiliki ciri khas tersendiri.  



                                               

Perkembangan membatik prada akhirnya dikenal luas oleh para pengusaha batik dan akhirnya banyak para pengusaha batik meniru dan bahkan bisa membuat ramuan obatnya sendiri. Sehingga sekarang khususnya di Jawa sudah bisa menggunakan dan membuat obatnya sendiri-sendiri. Mulai dari kota solo, Yogyakarta, dan pekalongan.